Pesantren Kilat Nepatsa: Melalui Pesantren Kilat Kuatkan IMTAQ dan Profil Pelajar Pancasila

SMP Negeri 4 Salatiga gelar kegiatan pesantren kilat (peskil) untuk seluruh peserta didik mulai Senin, 25 April 2022 sampai Kamis 28 April 2022. Kegiatan dimulai jam 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Dibuka langsung oleh Kepala Sekolah, Tiyono, S.Pd., M.Si., pada momen ibadah pagi, peserta didik menyambut dengan sangat antusias.
Koordinator Mapel Pendidikan Agama, Drs. S.B. Hariyanto, mengatakan kegiatan peskil selama 4 hari yang diikuti oleh seluruh peserta didik SMP Negeri 4 Salatiga dengan pembagian dua sesi tersebut, sebagai sarana pendidikan khusus bagi peserta didik di bulan suci Ramadan.

Seluruh guru dilibatkan dalam kegiatan bertajuk religi tersebut. Dengan memisahkan antara peserta didik laik-laki dan peserta didik perempuan, kelas diberi nama dengan nama-nama tokoh yang terkenal di agama Islam. Laki-laki dibagi dalam kelas Abu Bakar, Umar, dan Usman, sedangkan perempuan di kelas Khodijah, Fatimah, Aisyah, dan Maryam.

Mengangkat tema “Melalui Pesantren Kilat Kuatkan IMTAQ dan Profil Pelajar Pancasila”, materi yang diterima para peserta didik meliputi aqidah/keimanan dengan subtema rukun iman dan rukun Islam, fiqih ibadah dengan subtema Quran hadis, akhlaq dengan subtema perilaku mulia, dan tarikh Islam dengan subtema dakwah Rasul dan sahabat dalam perkembangan agama Islam.
Diawali dengan ibadah pagi yaitu tadarus dan shalat Duha di pagi hari, setelah materi kegiatan ditutup dengan ibadah salat Duhur berjamaah. Pembiasaan ini sudah menjadi budaya di SMP Negeri 4 Salatiga yang dikemas dengan nama Batinku Padang yaitu Ibadah Rutinku Pagi dan Siang.
Sebagai sekolah negeri yang menunjung tinggi kebersamaan, kegiatan ini didukung pula oleh semua guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama di SMP Negeri 4 Salatiga yang termasuk di dalamnya guru Pendidikan Agama Kristen, Pendidikan Agama Katholik, dan Pendidikan Agama Buddha. Seluruh peserta didik yang beragama non Islam mengikuti kegiatan agamanya masing-masing di ruangan yang terpisah dengan dipandu oleh guru masing-masing. Meskipun bersesi dan banyak keterbatasan dalam pelaksanaannya karena masih di tengah pandemi, kegiatan pesantren kilat tahun ini menjadi semakin bermakna mengingat dua tahun terakhir pesantren kilat terpaksa dilaksanakan dengan cara daring.